Seringkali jalannya pertempuran Bisnis, kalah atau menang akan sangat ditentukan oleh Grand Strategy. Nah apakah Grand Strategy itu? Grand Strategy ini bertindak sebagai “Blue Print” Strategy bagi arah dan tujuan sebuah perusahaan, sehingga semua Bussines Concept, Product Planning, Marketing Strategy, Finance Policy, Development Direction dan berbagai kebijakan lain di dalam perusahaan ini harus sesuai, selaras dan saling ber-synergy didalam Grand Strategy tadi.
Semua langkah kebijakan dan action oleh seluruh Department dalam Perusahaan ini juga harus ikut dan patuh terhadap Grand Strategy. Tidak akan baik jika setiap Department memiliki arah sendiri-sendiri, dan juga tidak akan baik jika setiap Department melakukan strategy yang berbeda-beda dalam arti tidak memiliki kesamaan arah tujuan dan tidak ber-synergy.
Disini Grand Strategy akan sangat bermanfaat untuk men-synergy-kan dan memberikan Directive yang dikehendaki oleh Perusahaan. Perusahaan akan memiliki langkah yang kokoh dan serempak,the power of team work dan synergy antar Department juga akan melipat-gandakan kekuatan Perusahaan di mata Pesaing. Kekuatan yang Focus akan sangat ampuh untuk menggempur pasar sekaligus menghancurkan Pesaing.
Competitive Advantage dari sebuah Perusahaan justru terletak disini, Ya inilah “Jiwa” yang mengisi semua bentuk Strategy-strategy yang dibentuk di level Department. Semisal di Department Marketing, maka semua kebijakan Strategy Marketing hingga ke bawahnya tetap berpusat pada Grand Strategy, baik itu Sales Strategy, Promotion Strategy, Placement/Network Strategy, Pricing Strategy akan tetap berada di jalur atau rel yang tepat.
Seringkali dibanyak perusahaan semua hal ini berjalan terpisah sendiri-sendiri. Seringkali juga malah saling bertabrakan dan berbenturan. Nah bagaimana Perusahaan bisa melahirkan Competitive Advantage jika kondisi seperti ini yang dialami di dalam Perusahaan itu sendiri? Bahkan lebih buruknya lagi pada saat fase Tactic Decision dan Implementation di lapangan akan semakin simpang siur saja. Pesan dan Image yang ditangkap oleh Masyarakat akan berbeda dengan langkah dan tindakan perwakilan Perusahaan pada saat proses selling atau promo event. Bisa makin berabe khan!!!
Disinilah Esensi dari Effisiensi Perusahaan justru terletak, Bagaimana ber-Synergy antar Department untuk melakukan Strategy, Tactic dan Implementation secara selaras, searah dan serempak bersamaan dalam timming yang benar. Inilah kegunaan operational dari Grand Strategy.
Bagaimana dengan kondisi didalam perusahaan Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki?
Nah apakah di Perusahaan Anda sudah menerapkan Grand Strategy, jika sudah apakah sudah diterapkan secara Benar?
Anda sendiri yang bisa menjawabnya dan sharing disini. Let’s get it On!!!
Salam Uhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuy!!!
Mind Genesis
pertamax 😀
di catat…
belajar… belajar…
intinya keseluruhan business proses yang lancar dan sehat di tunjang sinergy dalam visi dan misi akan menghasilkan output yg baik ya Mas Bro?
kalo perusahaan saya menggunakan metodhe sporadis… jalan sendiri2 saling tidak berkaitan bahkan kadang bertentangan tetapi memiliki perencanaan, range dan timing pencapaian yang jika di penuhi dari setiap bagian menghasilkan utput itu tadi 😀
tentu range dan timing nya memiliki nilai toleransi yang sangat besar karena sebuah kesinambungan dari rentetan product dan jasa jangka panjang…
halaaaaagh… ngelantur .com
bagus nih..
bahasa lainnya mungkin visi ya?
penting banget..
kemarin H pake iklan “yg lain jadul ah”, walaupun kebenarannya nol besar, tapi efeknya mengena banget di benak konsumen..
sayang, divisi lain kemudian memutuskan mbrojolin scoopy, akhirnya momentum iklan yg sudah menjadi bola salju itu berhenti begitu saja…
seandainya visi nya sama, pasti gak tabrakan gitu,,
memang terlihat keberhasilan penjualan scoopy, tp produk ini jg membuat kompetitor2nya lepas dari tekanan “jadul”
Yup setuju . . . Grand Strategy dibutuhkan untuk membuat koridor kemana arah suatu Korporasi
Bahkan Dalam Skup kecil semisal Keluarga ataupun karir dalam diri sendiri . .. kita sudah seharusnya memiliki semacam Grand trategy ini
Welcome Back bro Komeng 🙂
@Onthel
Sebetulnya bukan Visi Bro Onthel, tapi ini adalah salah satu manifestasi Visi dalam bentuk StrategyKorporasi.
@Taufik
Setuju Bro Taufik, Thank You Bro.
wah pencerahan yg mantap….
pentingnya koordinasi dari setiap elemen dan divisi, ibaratnya bagian tubuh, klo kaki jalan ke kiri tangan jalan sendiri ke kanan wab berabe 😀
ehm…….ngabsen aja gan…..
Artinya, sebuah Grand Strategy didasari oleh sebuah pemahaman yang sangat mendalam mengenai:
Kondisi intern perusahaan (kondisi masing – masing divisi),
Kondisi pesaing/kompetitor (bkn hanya produk atau jasanya saja, tapi juga strategy yang digunakannya, kondisi para pegawai yang bekerja disana, kondisi keuangannya, kondisi supplier2nya, dsb)
Kondisi persaingan di pasar, cutomer’s hidden need, image brand perusahaan dan brand kompetitor dibenak konsumen serta tren baru yang mengubah pola perilaku konsumen, dimana dewasa ini tren yang datang semakin lama semakin cepat sehingga mengakibatkan perubahan pola perilaku konsumen yang juga semakin cepat.
Kondisi kebijakan pemerintah yang sekarang ini sering kontroversial sehingga juga sangat berpengaruh pada pola perilaku konsumen.
Belum lagi kondisi2 lain yang berpengaruh dan selalu berubah.
Nah, dengan kondisi yang selalu berubah dengan cepat ini, apakah Grand Strategy yang kita sekarang buat ini tidak akan cepat usang dan tidak relevan lagi utk dijalankan satu, lima atau sepuluh tahun mendatang??? Jika demikian, yang menjadi pertanyaan apakah Grand Strategy ini adalah sesuatu yang statis, atau sesuatu yang dinamis, berubah sesuai kondisi???
Bs mohon pencerahannya Bro….??
Uhuuuuuuuuyyyyyy!!!
wah iklan besar pengaruhnya lho, gara2 uhuuuuuyyyy yamaha jadi naik daun
hmmm begitu ya …
btw knp gw nggak pernah liat bro r1ngpiston di blog lain ya? cmiiw
@ sembalap
di blog lain pke nama lain paling, jdi klonengan hehehe,, tpi kayaknya saya tau siapa tuh….
sok tau.com
numpang eksis he hehe
ini blog kelas berat…he hehe
@ sembalap
ane pernah mampir di bbrp blog lain bro, seperti di blognya Bro Taufik dan Bro Triatmono, tapi cuma sekedar mampir aja, hampir ga pernah komen. Soalnya kalau soal otomotif roda dua ane gak berpengalaman Bro. Bidang ane di Roda – 4, salah satu perusahaan roda-4 di indonesia. Ane mampir di warung ini krn pembahasannya dalem Bro, ane ampe mabok pas ngebaca n berusaha memahaminya. hehe
@ Bro Mario
ane jarang banget mampir di blog lain Bro, apalagi muncul dgn nama lain. Mungkin Bro salah orang. Ane juga gak kenal ama ente soalnya Bro. Ketemu di dunia maya ini jg baru kali ini.
temen-temen bilang STRATEGI ULER KEKET” atau si kaki seribu…tidak boleh salah satu kaki bermasalah…krna kalau terjadi akan ada ketimpangan…dan profit loss
Kepala Departemen harus berpikir dia-lah presiden direktur bg departemennya sendiri dan proses selanjutnya dianggap sebagai pelanggan dan real finalnya “CUSTOMER SATISFACTION”
@ Sembalap
Prediksi ane, kalau maling teriak maling, pasti Ring piston = Mario Devan MX
@ Ring Piston
Emang Bro Ring kerja di roda 4 merk apa?
Kalu saya di Toyota…nah situ di merk apa?
Gimana perkembangan terbarunya?
Salam….
@paul gurita
waah paul, tebakan anda kali ini salah….
saia kenal mario devan.
@ Onthel
Emangnya juga kenal ama Ring Piston Bro?
Yang memikili grand strategi pastinya cuman AHM, terbukti langkah-langkah YMKI seperti wong linglung gak ngerti arah, seperti ndak ada komunikasi dari divisi sing satu dengan sing lain. Promosi dengan bagian penjualan ndak seiya sekata.
kalau grand strategy ini berjalan kurang baik ataupun mandek maka akan diperlukan plan B atau plan C.
mungkin itu yg disebut strategi yg dinamis tadi.
@ Sepatu kaca
Ane bergerak bukan di mobil baru, tapi di mobil bekasnya Bro. Masih kecil-kecilan Bro, belum bisa besar, maklum terkendala modal.
@ Bro Onthel
Gmn Bro, dengan pertanyaan ane diatas?? Biasanya Bro Onthel kan paling demen diskusi dan sedikit berdebat ama ane. hehe
Justru kecurigaan gue mengenai Bro Ring adalah beliau pasti orang dalam YMKI, ingat kasus di artikel “memukul air menimbulkan riak” atau apalah itu.
Disana Bro Komeng selalu berdebat dengan Bro Ring, dan disana masukan dan prediksi Bro Komeng selalu dipancing oleh Bro Ring.
Semua analisi Bro Komeng tentang Jupiter zz yang baru harus bagaimana kini dipaste oleh YMKI. nah inilah kecurigaan gue berawal bahwa Bro Ring pasti orang yang cukup berpengaruh di YMKI atau Head Office Yamaha.
@ ring piston
wkwkwk….
salah orang berarti….maaf
@ paul
wah saya ga mungkin bisa bikin coment sebagus bro ring piston 😀
@ onthel
wah kenal soal apa nie
berarti kenal dalam hal gaya tulisan, kan aku ga mungkin bisa nulis secerdas itu kan….wkwkwkwk….ada arti mendalam dalam kata2nya (ngenyek aku iki 😀 )
@ringpiston
hmmmm … begitu ya
memang blog ini sebenarnya favorit gw cuman ya itu tadi si empunya jarang2 ngupdate, tp untunglah skr dah mau lebih profesional lagi…. siip lah
@mario
onthel kenal kalo situ tuh bobot nya cuman 45 kg … wkakakakakak *aseen.com
@ sembalap
walah wong mendem kumis dipercoyo wkwkwk…
@Ring Piston
Grand Strategy umumnya dibagi 3, yaitu Jangka panjang, jangka menengah, dan jangka Pendek
Jangka Panjang itu berkisar Visi & Direction 10-30 tahun ke depan.
Jangka Menengah biasanya Visi & Direction 4-10 tahun ke depan.
Jangka Pendek adalah Visi 7 Direction 1-3 tahun kedepan arah perusahaan mau kemana?, bagaimana strategynya? kebijakan utanma bagaimana? dll.
Nah kalau pertanyaan Bro Ring;
“dengan kondisi yang selalu berubah dengan cepat ini, apakah Grand Strategy yang kita sekarang buat ini tidak akan cepat usang dan tidak relevan lagi utk dijalankan satu, lima atau sepuluh tahun mendatang???”
jawab: Karena itu dibutuhkan kemampuan Visioner untuk melihat masa depan dan meramalkan situasinya, sehingga mampu memberikan keputusan Grand Strategy yang paling tepat.
“Jika demikian, yang menjadi pertanyaan apakah Grand Strategy ini adalah sesuatu yang statis, atau sesuatu yang dinamis, berubah sesuai kondisi???”
jawab: Dibilang Dinamis, ya karena perlu penyesuaian dengan kondisi market dan intern perusahaan yang juga Dinamis. Dibilang Statis juga ya, karena Grand Strategy ini sesuatu yang susah dirubah, membalik Grand Strategy ibarat membalik kapal tanker yang beratnya jutaan ton.
Karena itu kemampuan Visioner, kemampuan untuk meramalkan masa depan sangat penting disini. Jangan dilihat hanya dari satu sisi saja, ini sesuatu yang cukup comprehensive untuk dipelajari.
@Yahonsuwakanja
Betul, disingkat lagi “Kaizen” in Japanese Terms.
@ Bro Hadi
Jika Grand strategy tersebut mandek atau tdk berjalan dengan baik, bukankah seharusnya dicek dulu, apakah kesalahan adalah pada strategynya, atau pada level implementasinya yg tdk sesuai. Dan jika ditemukan bahwa semua implementasi telah sesuai dan searah dengan Grand Strategy tersebut, artinya mungkin Grand strategy tsb yang tdk lagi relevan utk kondisi saat ini.
Jika demikian, apakah kita bisa secara langsung mengatakan “kita pindah ke plan B atau plan C” ??? Saya pikir tidak akan semudah itu, sebab kalau semudah itu mengubah planning, lantas bagaimana dengan divisi2 dan sub divisi – sub divisi yang ada ??? mereka harus cepat-cepat mengubah lagi arah mereka. Lantas bagaimana jika perubahan terjadi semakin cepat??? Artinya semua divisi harus sering2 mengubah semuanya??? Kalau begitu, itu namanya sama saja dengan tidak memiliki Grand strategy.
Jadi, apakah Grand Strategy ini adalah sesuatu yang sempit atau sesuatu yg luas? Apakah Grand Strategy ini merupakan sebuah skenario atau sebuah direction? Apakah Grand Strategy adalah sesuatu yang hanya garis besar atau sesuatu yg detail???
Atau justru sebenarnya dalam sebuah Grand strategy itu sudah mencakup semua kemungkinan dan bahkan telah memetakan dan memprediksi semua gerakan yang akan dilakukan oleh kompetitor, arah tren pasar, bahkan arah kebijakan pemerintah. Sehingga kalaupun ada perubahan, itu hanyalah sebuah pergeseran arah yang kecil yang hanya dilakukan di level implementasi atau di level taktik saja, bukan merubah Grand Strategynya.
Gmn Bro???
Visi bagi seorang pemimpin emang penting, seperti halnya Yamaha, visi untuk menciptakan motor untuk pangsa pasar wanita disaat itu akhirnya melahirkan Mio. Mio inilah yang akhirnya menentukan kemenangan Yamaha atas Honda.
Dalam new wave era ini ada 3 culture yang penting yaitu, Youth, Women, & Netizen. Perusahaan yang ingin menguasai new wave era ini haruslah menguasai culture baru ini.
intinya, kita hidup itu harus taktis dan strategis, gak boleh terlalu polos.
@ Bro Gen
“jawab: Karena itu dibutuhkan kemampuan Visioner untuk melihat masa depan dan meramalkan situasinya, sehingga mampu memberikan keputusan Grand Strategy yang paling tepat. ”
“meramalkan situasinya” semacam memprediksi gerakan lawan begitu yha,jadi bukan bergerak secara reaktif atas gerakan lawan, tapi telah memprediksikan setiap gerakan yang akan dilakukan lawan dan bahkan mengarahkan lawan untuk bergerak sesuai planning kita dan………………………..
Buk! Buk! Buk! Habislah mereka!!
Wow!! Great Strategy!!
@Ring
You get the Point Bro!!!
@Ring
tambahan dikit,
kalau bergerak secara reactive, biasanya akan cenderung terlambat.
gila benar pembahasannya. ilmu semakin bertambah
@ring piston @komeng…
yups saya lebih setuju pada level implemantasi karena sasaranya sudah jelas.
plan , do , check , action
kalaupun meleset tetap ada parameternya ….
@bro komeng…….
setelah dipikir2 bener juga, mestinya grand strategi itu mencakup semua hal, termasuk segala kemungkinan sekecil apapun, sehingga antisipasi menjadi tepat sasaran. dan tujuan akhir tidak melenceng meskipun ada perubahan.
@yahonsuwakanja
Wah kayaknya Bro Yahon ini pengagum “Kaizen” methods ya?
Kerja di Toyota atau Astra Group Bro? Kayaknya dari beberapa komen disini pemikiran ala “Kaisen”nya selalu teraplikasi.
Gue juga terinspirasi “Kaizen” methods from Toyota itu lho.
Dalam Kaizen effisiensi benar-benar menjadi jiwa yang selalu diaplikasikan dalam setiap proses dan operasional. Kaizen juga mementingkan Proses dari pada Hasil (Proses Oriented). Karena Proses yang baik akan menentukan Hasil yang baik, dan Proses yang buruk akan menghasilkan out put yang buruk. Proses yang saling berkaitan juga menghasilkan multiplier effect.
Artinya jika effesiensi suatu proses naik 2x lipat, maka hasil akhir naik 2x lipat. Jika ada 2 proses yang naik 2x lipat maka hasil akhir akan naik 4x lipat, jika ada 3 proses yang naik 2x lipat maka hasil akhir akan naik 8x lipat, dst….
Selain itu P-D-C-A adalah bentuk aplikatif yang akan menciptakan continues improvement management.
Tapi jangan lupa ama S-D-C-A
(Standardization Do Check Action) ini juga gak kalah penting Bro. Dimana plan yang baik distandartkan, dibuat SOPnya agar tidak terjadi penurunan. Nah fase PDCA dan SDCA selalu bergantian, ada yang diperbaiki kemudian distandarisasikan, ada yang sudah standart dan kita tidak puas dibuat plan yang lebih baik lagi di fase Next Action. Artinya tidak setiap siklus kita harus selalu bikin plan lagi. Ada saatnya Bikin Plan, ada saatnya siklus standarisasi untuk mengganjal agar hasil yang tercapai tidak turun lagi.
Nah ini semua berada di tingkatan Improvement pada level Operational saat implementasi Strategy Bro.
Bagaimanapun juga Grand Strategy tetap menentukan. Sebaik apapun improvement di level menegah dan level bawah. Sebaik apapun Implementasi strategy di level menegah dan level bawah. Tetap tidak memiliki suatu power yang dasyat jika Jiwa dari Konsep yang berupa Grand Strategy tidak ada. Good Operational dilapangan tanpa nahkoda strategy yang benar juga percuma.
Ibarat sehebat apapun tactic dan kemampuan sebuah pleton tempur di medan perang, tanpa Grand Strategy dari Komando Pusat (Central Comand) juga tidak akan memenangkan peperangan. Mungkin pertempuran demi pertempuran dapat dimenangkan oleh pleton-pleton dengan kualifikasi semacam ini, tapi belum tentu kubu inilah yang memenangkan Peperangan ini.
Kira-kira inilah ilustrasi Gue yang mungkin kurang tertuang dengan jelas dalam bentuk tulisan Bro.
Senang dapat berdiskusi dengan Bro Yahon.
Uhuuuuuuuuuuuuuuuuuy!!!
@ genesis
baru tau ada istilah sdca, ini yang sering terlupakan.
ada resensi buku yang bagus untuk akizen ini bro? di gramed banyak banget pilkihannya.
ditunggu juga ulasannya agar dapat diaplikasikan di ukm, ane juga ada usaha kecil, selama ini berusaha menerapkan berbagai teori manajemen, malah berantakan, ketika asala jalan malah untung, keliatannya ane ga berhasil dlm downgrade dari buku-buku yg ane baca yg kebanyakan study casenya dari perusahaan besar/menengah.
kelihatannya skrg adl waktu yang tepat buat saia utk buka usaha nih,,,
soale konsultan nya dah mulai aktif nge-blog lg… he he he
ckckck… terharu saya. bener2 kayak lagi training..
@JA
ho oh…mengharu biru…
kalo biru ala JA lain persepsinya …
Ini blog paling pantas nemenin waktuku untuk belajar marketing. Salam kenal
Tanpa disadari, Aku sudah menjalankan “grand strategi” dalam kehidupan sendiri terutama dalam karir dan keluarga.
wah, nambah wawasan gan. khususnya dibidang bisnis dan marketing