Siapa bilang Honda tanpa kelemahan???

Ide artikel ini berawal dari nyeruput coffee latte di salah satu Cafe yang cukup terkenal di daerah…xxxxxxxxxxx. Beberapa orang dengan pakaian kemeja yang tampak rapi berkumpul disalah satu pojok ruangan. Nampaknya mereka berdiskusi dengan sangat serius. Salah seorang sempat berujar, “susah buat ngalahin Honda, mereka tanpa kelemahan”. Yang lain tampak menggeleng pelan dengan lemas. Semakin lama diskusi mereka semakin seru dengan berbagai obrolan yang tak jauh dari strategy maketing, beberapa debat sengit sempat terjadi. Semua itu tampak dari tak satupun cangkir coffee yang ada di hadapan mereka sempat diseruput. Gue melirik pelan aja…dalam hati ingin ikutan dalam obrolan yang seolah menjadi seperti benang kusut yang tak terurai. Ingin rasanya ikutan nimbrung dan segera memasang pasak-pasak conclusion untuk menyudahi debat panjang tak berarti yang mulai sedikit gaduh dan tanpa arah itu. Duh….hati serasa geli tak mampu menahan gejolak ikut nimbrung. Untung Gue sedang bawa I Pod, Gue tenggelamkan konsentrasi Gue pada game yang cukup seru…yaitu Angry Bird Space.

Angry Birds Space Game

Memang jika dilihat sekilas, Honda seperti tanpa kelemahan, dengan Grand Strategy yang tertata secara rapi dan rapat, perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek dengan goal yang jelas dan integrity antara level Atas-Menengah-Bawah dalam mengeksekusi suatu strategy jauh lebih baik jika dibanding kompetitor. Akan tetapi Eksekusi di tingkat paling bawah, yaitu di ujung tombak penjualan masih belum sempurna, Gue pribadi katakan masih jauh dari baik.

Dealer dan Man power pendukung terutama front liner, baik sales counter dan salesman masih belum layak mendapat predikat tenaga penjualan yang masuk standart baik. Sales Skill, Product Knowledge, Overcoming Concern, Negotiation Skill dan Closing technique-nya masih perlu ditingkatkan lebih jauh. Memang dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya bisa dibilang masih lebih baik, akan tetapi jika cross-compare dengan bisnis lain, mhm bolehlah Gue berkata jujur masih jauh ketinggalan. Ini suatu celah yang belum tertutup jika kompetitor mau berusaha keras untuk memperbaiki kinerja Dealer dan front linernya.

ATL Honda sangat tajam, mereka sangat memahami target segment masing-masing productnya dengan positioning yang tepat pula. Dalam iklan-iklannya yang fresh, semua value differentiation yang ada dapat dikemas dengan baik. Brand ambassador untuk masing-masing category product dipilih dengan seksama. Dan nyatanya mereka memang paling pandai dalam memilih Brand Ambassador, semisal Vario yang dibintangi icon anak muda yang trendy, diterima semua kalangan usia, icon yang life style serta exclusive, sangat cocok untuk product Premium. Agnes Monica yang pamornya tak terkalahkan, bersih dari gossip panas media infotainment artis.  Ya sebuah icon yang tepat untuk Brand Image sebuah Product Matic Premium, Vario Series.

Agnes Monica Best Icon Anak Muda Indonesia

Sayang untuk urusan BTL, Honda tidak didukung dengan event-event yang out of the Box. Padahal peranan BTL sebagai pembentuk Brand Image via WORM dan Memorable Emotion Value sangat penting. Jangan sampai orang menganggap event Honda sebagai pabrikan motor yang innovative eventnya hanya biasa-biasa saja, begitu-begitu saja, tidak jauh dari itu-itu saja. Jadi gak sinkron  dengan image innovative product yang sudah dibentuk dong. Honda kayaknya perlu belajar banyak disini untuk membuat suatu event yang innovative, out of the box. Event semacam ini benar-benar dibutuhkan oleh Honda untuk menutup celah yang ada. Honda tidak perlu malu berguru pada event YMMF milik kompetitor terdekatnya, Event yang mampu memperkuat image Trend Setter (kompetisi Boyband pada saat itu, 2011) di kalangan remaja, sekaligus membentuk karakter brand image tiap product yang dikolaborasikan dengan kompetisi-kompetisi yang ada di dalamnya, bahkan dapat memperkuat tagline “Semakin Di Depan” sebagai penguat positioning Umberella Brandnya. Idealnya Honda juga harus dapat membuat event-event yang benar-benar berbeda dari yang sudah ada. Image Innovative Product Honda harus dikuatkan lagi dengan Image Innovative yang ada di setiap event-event BTL yang dibuat. Celah di BTL ini juga harus segera ditutup oleh Honda sebelum kompetitornya sadar akan kelemahan ini.

Sudah ada 2 tuch, ini yang ketiga, Honda harus lebih focus dalam melihat pangsa pasar Netizen sebagai satu dari tiga subculture yang paling berpengaruh saat ini. Walaupun Netizen adalah subculture terkecil dari ketiga subculture itu, akan tetapi memiliki growth yang paling tinggi diantara ketiganya. Di masa tak jauh dari Gue ketik artikel ini, Netizen akan menjadi Subculture yang akan menyedot masuk 2 subculture yang lain kedalamnya. Ini subculture terpenting  dalam pembentukan Brand Image, Colerration dan sekaligus Loyalty Customer. The Heart of the Market yang ingin anda sentuh justru memiliki pintu akses di Netizen ini. Ini eranya Digital Marketing, Digital Promotion dan digital yang lain-lain. Honda harus fokus di sini, dan segera mengambil posisi strategis di digital world ini. Jika tidak menutup celah ini bagi kompetitornya, dimasa depan bisa saja ada kejadian pembalikan market share lagi.

NetizeN Brand 2011 Indonesia

Nah …3 aja dulu…dech, biar yang ke 4, 5 dan 6 dijadikan bahan diskusi cerdas dalam komen-komen di bawah ini….

Uhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuy!!!