Black Freedom menggenjot angka Sales namun bertaruh besar dengan Image

Dengan selisih harga 5 juta lebih murah, tentunya akan membuat banyak orang jadi lebih merasa mampu untuk membeli, apalagi cuma beda cat doank… ya begitu pemikiran yang terlintas. Apalagi angka psikologis masih 50 jutaan, bukan di angka tembus 60juta. Nah spekulasi strategi banting harga begini biasanya jarang dilakukan oleh perusahaan besar kecuali sudah terpepet oleh angka Target Penjualan yang tidak terpenuhi.  Mengapa demikian…karena taruhannya sangat besar dengan Image yang ada baik terhadap produk tersebut maupun terhadap image Brand secara keseluruhan.

Apakah karena hasil Survei? ya kayaknya benar dari hasil survei. Buktinya varian Matt Black Powder kini mendapatkan frame berwarna merah. Banyak sekali masukan dari hasil Survey dengan para komunitas kalau ini varian warna terbaik CBR250RR, akan tetapi disayangkan warna framenya tidak merah, nah AHM cepat mendengarnya. Apresiasi di sini Gue !!! tumbs up!!! Namun hasil survey gak selamanya bagus jika terjadi error pada prosesnya, apalagi jika pertanyaan surveinya jelas jelas salah duluan tidak terlebih dahulu disesuaikan dengan mindset dan memahami terlebih dahulu insight cara berfikir target surveinya.

Nah bisa jadi kesalahan muncul pada tahap perencanaan dan pembuatan survei ini. Sebagai contoh…. Orang Jepang tidak bisa memahami bagai mana orang Indonesia bisa membeli sebuah produk yang cukup mahal (mulai 10 persen dari hasil gaji/pendapatan) tanpa perencanaan terlebih dahulu, padahal kita kita orang Indonesia ya mengalir aja kalau beli produk yang mahal sekalipun, sebagian besar tanpa perencanaan. Atau Orang Jepang juga susah membayangkan bagaimana seseorang bisa keluar rumah tanpa melihat perkiraan cuaca hari ini terlebih dahulu, sedangkan kita orang Indonesia umumnya tidak pernah sedia payung sebelum hujan. Nah hal hal yang sifatnya fundamental seperti ini yang berdampak bagaimana cara membuat sekaligus melihat hasil survey yang tertera. Pada hasil survey orang jepang akan menerjemahkan pilihan jawaban  “akan saya pikir pikir terlebih dahulu untuk membeli produk ini” sebagai jawaban penolakan pembelian suatu produk, sebaliknya orang Indonesia akan berfikir konsumen 60%-70% mau membeli kalau sedikit dipaksa atau diberi diskon/bonus. Paham khan!!!

Bagaimana jika jawaban hasil Survey memberikan pilihan jawaban: “harganya terlalu mahal” untuk sebuah pertanyaan mengapa anda tidak membeli produk ini? Biasanya rata-rata orang Indonesia akan memilih jawaban ini. wk wk wk… tau khan maksutnya. Nah bila ada pertanyaan sambungan,”maukah anda membeli produk ini bila harganya lebih murah dan terjangkau?” Bisa dipastikan hampir semua orang Indonesia kalau dapet survei beginian jawabannya adalah Ho Oh…. (Iya) (Yes) (akan Membeli). Padahal kita sama sama tahu jawaban instant yang tidak terlalu dipikir oleh sebagian besar orang Indonesia ini justru janji janji Surga terhadap produk yang ada dalam survey tersebut he he he he he…. Beda kalau kita mensurvey orang Jepang, umumnya jikalau mereka (orang Jepang) tidak ingin (berencana) membeli produk tersebut kalau harga yang ditawarkan akan lebih murah, mereka akan memilih pilihan jawaban “tidak” atau “akan saya pikirkan terlebih dahulu” (yang artinya juga tidak). Karena bagi mereka mengisi jawaban iya berarti memiliki moralitas untuk berjanji membelinya jika produsen benar benar menurunkan harganya.

Nah hal semacam ini seringkali jadi masalah di perusahaan Jepang dimana sebagian orang sulit berkata tidak pada Intrepetasi & keputusan atasan. (Saya perjelas atasan orang Jepang, bawahan orang Indonesia). Ah ini khan Astra bukan perusahaan Jepang!!! menurut Anda begitu??? Astra bagi saya lebih ber-Soul perusahaan Jepang dari pada perusahaan Lokal. Mulai dari Culture, Behave, sampai System.

Satu lagi hal terpenting disini…. Apabila surveynya salah tempat…ditujukan pada mereka yang memang diluar kolam market CBR250RR, jawaban harga ketinggian dan bila diturunkan akan beli jadi Yes yas yosss !!!

Menurut Gue Pribadi Market CBR250RR ini harus tetap Premium dan Elusiveness. Seperti kata Bung Kobayogas …Hore… Yang warna abu-abu sudah tidak keluar lagi. Ini artinya CBR250RR milik nya makin eksklusive, jarang ada yang mengembari. Memang Exclusiveness ini VS dengan angka penjualan, dan bagi mindset Sales Div. harus bisa jual sebanyak mungkin untuk untung. Tapi kalau kita mau meluaskan diri ke mindset Business (korporasi). Gak apa penjualan produk Flagship ini tetap dibuat terbatas, yang penting imagenya terjaga terkatrol Naik terus, ujung ujungnya jualan all varian produk jadi lebih gampang. Ujung-ujungnya juga lari kepada kepentingan Sales.

Bila pencapaian CBR250RR masih jauh dari Sales Target, kok lebih arif gunakan 1001 cara Marketing lain daripada mengunakan jurus Classic Dagang Kelontong, “Piaaaaa” jual lebih murah. Ntar kalau Imagenya sudah tertancap Murahan baru tahu rasa Loe!!!

CBR250RR harus rebut pembeli Kawasaki Ninja, bukan merebut Pembeli R25, beda kolam dan beda kelas.

Honda imagenya motor buat orang berduit (image loh ya) apalagi yang kelas Premium model CBR250RR. Makanya kembali ke Judul di atas ; “Black Freedom menggenjot angka Sales namun bertaruh besar dengan Image”.

Gimana pendapatmu Brow???

Salam Uhuuuuuuuy!!!

Advertisement

34 thoughts on “Black Freedom menggenjot angka Sales namun bertaruh besar dengan Image”

  1. Tadi pagi ke pasar, udah dipajang yang black freedom di TENDA…
    walau orang2 di pasar banyak yang berduit tapi tetep aja bakalan nurunin image keseluruhan…
    Yamaha aja paling katrok naruh r25nya di supermarket..
    Kalo kawasaki di denpasar minimal di mall

    1. Haha ditaro di pasar di bawah tenda itu penurunan kasta besar besaran sih.. Mending bikin tenda dan taronya di pom bensin shell, lebih berkelas.

      Di Jakarta aja mocil banyak yang ke pom bensin shell, mestinya ini bisa dimanfaatkan. Pas mocil isi bensin di shell, liat cbr 250 rr dipajang, image yang melekat pasti beda. Jadi ada bayangan kalau mereka mau naik kelas.

  2. Semua gara gara ngak lolos global market sedang ngandalin penjualan lokal kapan balik modalnya. Inilah akhirnya jalan yg dicapai yaitu banting harga Dan agar konsumen yg telah beli ngak tersakiti ya bilang kalau warna hitam pernish itu murahan karena bisa selisih 5jt.

  3. Yg tolol nurutku itu product managernya.
    Harusnya bisa ngeramu strategi marketing yang bagus.
    Apa cbr ga ada product managernya ya? Langsung ke sales division? Wkwkwkwk..

  4. mungkin yach,

    karena market 250 cc tidak lagi prestige,

    behavior konsumen sdh berubah,

    makanya ahm berani lakukan itu, terlepas dari target yg tidk tercapai.

    1. Rasanya kelas 250 cc masih prestige bagi masyarakat bawah contohnya untuk yang beli beat aja masih pake cicilan 3 tahun. Apalagi kalo di parkiran banyak mall masih disediakan tempat parkir khusus bagi 250 cc. Kelas ini belum mencapai level amat signifikan jumlahnya sampe citra prestige berkurang, apalagi kalo pake knalpot modif. Kita saat di jalan juga tau kalo itu 250 cc mau lewat.

    2. Bukan tidak lagi prestige, hanya trendnya lagi bergeser ke matic bongsor, Jepang dan Korea malah udah duluan satu dua dasawarsa lalu.

      1. Tapi rasanya Xmax masih jarang keliatan di jalan, apa karena knalpotnya nggak seberisik ninja modif jadi nggak ketauan kalo lewat? hahaha

  5. Gue lupa deh, CBR250rr ini produk global bukan sih? Bukan kan kalo nggak salah, makanya mereka mungkin andalkan pasar indo doank untuk jualan, tapi pasarnya tidak sebesar saat ninin 250 pertama keluar. Jadi target sales tidak tercapai. Masih lebih ok R25 yang walau jualan domestik loyo tapi image tetap dijaga karena tertolong statusnya sebagai produk global.

  6. Honda imagenya untuk orang berduit? Masa sih? Honda motor secara keseluruhan kayanya nggak deh, kan matic dan bebeknya sangat merakyat. Lebih pas kawasaki untuk image orang berduit, produknya eksklusif. Makin kesini juga makin eksklusif setelah bebeknya dianggurin dan nggak masuk ke pasar matic sama sekali.

    1. kan kita bicara motor 250 cc yg om sendiri msh punya prestige?
      moge honda kan 1 m aja ada yg beli kok.

      1. Oh di atas disebutnya honda aja kan jadi gue kira memang brand hondanya keseluruhan satu kesatuan utuh sebagai brand

        1. Keseluruhan juga imagenya orang yg kaya yg beli Honda. Tetangga yang punya pabrik juga beli Honda scoopy.

    2. Di bebek dan matic sendiri image Honda lebih kalangan atas, bukan kalangan akar rumput dan alayers. Image ya bukan pembeli sebenarnya.

      1. Oh ya? Baru tau, padahal beat sampe ke pelosok ada aja yang punya. Mungkin terkerek image vario kali ya

  7. Xmax250 benar-benar merubah segalanya, tapi sudah biasa seh Om, kasus CBR150 cbu 39jt diganti lokal 29jt-an, atau PCX150cbu 39jt diganti lokal 29jt-an, karena sudah beberapa kali dilakukan dan berhasil jadi mereka lakukan cara yang sama dengan CBR250RR.

    1. Cbr250rr bukan produk import pada awalnya, tapi lokal Bro. Kalau local turun harga ya ini berarti kebanyakan Lana dari awalnya.

  8. Bad investment banget si rr, canggih tapi marketnya terbatas, sialnya tujuan market terbesarnya lagi gak doyan sport 250cc, honda global masih meres dari mesin 250cc single jaman baheulanya, mesin si rr jelas jadickerasa mahal :v

  9. Resiko datang saat pesta udah usai…. ya gitu deh. Mau muka dipermak mebor macam apa juga pengunjung pestanya udah bubar barrr. Siapa pula yg mau perhatiin…. hi hi hi….

  10. Kalau boleh saya rangkum diatas, menurut istilah saya seperti perbedaan visi misi mindset marketing tidak sama dg mindset sales div.

    Terus jgn lupakan, ‘mungkin’ di dalamnya ada yg namanya team acquisition, dimana termasuk ‘jualan’ juga kan… Selain sales & marketing…

    Kalau acquisition ini sebenernya masuk kemana sih bang ? Penguasa pasarkah atau penjual dagangan terlaris?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s