Opini: Yamaha E01 harus segera ditembakkan secepat mungkin.

Honda mungkin terbaik dalam hal penjualan, namun soal inovasi Yamaha bisa jadi lebih berani. Hal ini selalu terulang ulang kembali sepanjang sejarah kompetisi mereka. Kali ini sebuah motor listrik Yamaha dengan nama E01 sudah menyedot animo publik Indonesia. Dan menurut MG itu timmingnya ya sekarang.

Pasalnya begini, ketika animo mobil listrik sudah Hype, masyarakat Indonesia dengan strata SES dibawahnya otomatis juga merasakan Hype yang sama, Horny tapi gak bisa ejakulasi donk! Belum ada motor listrik dengan kualitas Brand yang terpercaya dan teruji yang menyediakan Motor listrik. Nah bila Yamaha E01 bisa memenuhi hasrat yang memuncak itu maka ini bisa jadi “Moment” kebangkitan Yamaha untuk kembali melaju “menyalip di tikungan”. Tentu saja kompetitor (Khususnya H) tidak akan tinggal diam segera meluncurkan motor listrik juga. Namun Pioner Advantage saat terjadi shifting market begini akan memiliki Competitive Advantages yang dapat menjadi Critical Strategic Asset. Dengan catatan domination tersebut dimaintain dan dimainkan dengan baik selama perjalanan waktu selanjutnya.

Seperti opini MG yang tertulis di judul artikel ini, E01 harus dianggap sebagai critical Hit amunisi yang harus ditembakkan secepat mungkin!!! semakin lama ditahan tahan justru akan membuat kompetitor mendapat kesempatan untuk mengejar dan mempersiapkan armor defend penangkalnya, bahkan juga mempersiapkan amunisi sejenis. Bila ditembakkan secepat mungkin daya rusak brand value-nya cukup tinggi walau daya rusak penjualan masih redah. Hal ini akan membuat kompetitor cukup kerepotan. Ingat bila Brand Value naik penjualan tidak langsung naik tapi pasti akan mengikutinya, sebaliknya juga bila brand Value turun penjualan juga tidak langsung turun namun pasti akan mengikutinya. Delay timenya pada tiap industri bermacam macam, namun untuk sektor otomotif di Indonesia menurut pengamatan MG secara pribadi delay time untuk premium-AT segment sekitar 16 bulanan.

Apa yang akan terjadi jika Honda segera bergerak menyiapkan dan menembakkan Amunisi yang head 2 head dengan Yamaha E01? apakah Honda tidak akan “mengejar di track lurus”? tentu saja sangat bisa. Namun dengan meluncurkan E01 sedini mungkin di Indonesia bisa membuat pasar yang tadinya tenang akan bergerak dinamis, terjadi pusaran kuat dan gelombang yang rancak. Di moment inilah ada “KESEMPATAN” bagi Yamaha kembali megejar posisi tahta M/S secara Brand, Ini dengan catatan jika Yamaha Indonesia masih punya Ambisi dan semangat loh!!

Pasar Indonesia itu sangat mudah ditebak, ya gampang gampang sulit memang, gampang bagi yang ngerti dan sulit bagi yang tidak paham benar. Bila E01 ini meluncur, masyarakat Indonesia kelas Medium yang pertama-tama akan membelinya, memakainya, sekaligus mengendarainya dimana mana. “Catwalk” produk ini akan ada dimana mana, menyentuh segala lapisan masyarakat. Hal ini tentu saja akan menyebabkan level level yang dibawahnya semakin menjadi ikutan horny donk!!! Pusaran market hype akan semakin terpusat pada produk ini, selanjutnya walau saingan mengeluarkan produk sejenis yang H2H juga akan butuh waktu bagi para customers yang sudah lagi kadung kasmaran ini untuk beralih hati. Nah inilah timming yang pas buat ngeluncurin Baby E01 buat market di bawahnya lagi, lebih kecil, lebih ramping, lebih ringan, lebih sederhana namun juga “canggih”, lebih murah namun semakin memukau. Let’s say katakan F02 lah sebagai produk yang lebih ramah buat market female. Nah langkah langkah selanjutnya akan semakin mudah diatur, tinggal mainkan bidak lagi, atur strategy LTP & MTP yang tertata rapi, Grand Strategy yang jelas dan complex, niscaya Tahta M/S bisa direbut dari sang raja!!! ingat pada kondisi market telah terjadi extreme shifting yang memungkinkan segalanya menjadi lebih mungkin terjadi, Market Share Mobilisation semakin mudah terjadi. Sebelum kondisi market kembali solid lagi, ini saat yang paling tepat loh!!!

Salam Uhuuuuuy lanjut pada kolom diskusi!!!

19 thoughts on “Opini: Yamaha E01 harus segera ditembakkan secepat mungkin.”

  1. Ihiy tumben pas banget pas main ke sini lagi eh ada artikel baru di tanggal yg sama

    Setuju nih, sebenernya gue juga lagi mau ganti motor operasional dan kepikiran asik kalo beli motor listrik. Tapi sejak pak E cabut kayanya pergerakan Y lebih adem ayem ya, kurang agresif sama suka blunder, cmiiw

    1. Benernya pergerakan Y tidak ditentukan pak E, namun jajaran BOD Y yg waktu itu dinakodahi oleh Mr. T dan wakilnya Mr. D . Terlebih Mr T justru yang menentukan kebijakan vital pada waktu itu secara dominant, Mr D lebih kearah hiasan untuk publik saat itu.

      Namun kalau bicara soal Pak E ini sangat mengenal insight akar rumput dibanding para penggantinya yang pegang divisi promosi. Lebih mengenal karakter segment masyarakat kelas bawah, sehingga bahasanya masuk ke segment bawah. Kekurangannya justru fokus hanya kebawah. image brand Y kekerek makin ke bawah juga jeleknya. Ini sisi plus minus ya. Ini juga yg bikin Y akhirnya bisa kembali diembat H lagi.
      Nah kalau sekarang komunikasi Y makin mati rasa githu . Secara pengganti juga kurang connect dengan kelas bawah. Insight gak dapet, jadi estafet gak lanjut ini. ( segment Y jadinya secara garis besar emang lebih akar rumput, dan lebih piramida sisi bawah dibanding segment H kompetitor nya. ).
      Mungkin bahasanya “terlanjur” kearah bawah tapi tidak ada penerus.

      1. Jadi ini salah satu blunder juga ya , akibat advance di komunikasi kelas bawah, segment yg atas lepas. Alhasil kompetitor punya celah dan peluang buat balikin keadaan.

        Harus hati hati juga pilih karyawan yang bagus belum tentu tepat.

      2. @SAS Kayak ngerti ngerti jerohan Yamaha mas, belom tentu juga pernah beli motor Yamaha, paling sampeyan cuman naik astrea grand.

        1. @Lexy kalau pembaca lama pasti dah tau kalau om SAS ini orang penting perusahaan Leasing Otomotif. Jadi ya pasti paham benar retorika dalamnya seperti apa.

      3. @SAS thanks insightnya om. Emang makin kesini makin terasa hambar dan mati rasa sih komunikasinya, kurang terasa jiwanya. Tapi kok kayanya juga mereka udah berkurang semangat juangnya, kalo dulu seru balas balasan sama H sampe bisa head to head, produknya lebih ngena di pasar dll. Padahal skrg dipegang jepang langsung, apa emang arahan pusat?

        1. @motorbatangan Menurut saya pribadi sudah tidak ada lagi komunikasi yg menjiwai dengan semangat bikers. Yg ada hanya komunikasi marketing saja. Hal ini yang bikin mati rasa.

      4. Sangat setuju Pak.
        Sy pemerhati roda 2. Nampaknya kasus ini jadi pembelajaran di tempat kami juga. Dimana komunikasi yang terlalu fokus pada akar rumput malah bisa ditinggalkan oleh generasi millenial yang juatru lebih menyukai komunikasi kelas diatasnya untuk meyatakan dirinya bagian dari kelas itu.

        Nah komunikasi H masuk sedang komunikasi Y terlalu akar rumput bahkan saat ini jadi makin alay kesannya. Sekarang bukan jamannya alay lagi.

  2. Betul , model bagus, performa harusnya mantap ini khan motor Yamaha yg mesinnya kencang. Apakah yg listrik ini juga akan kencang seperti motor bensin?

  3. Jika segera ditembakkan ke pasar, kira2 brpa kisaran harga jual yg realistis dan bisa menarik calon konsumen? Meskipun targetnya adalah kelas medium apakah masih juga realistis klo harganya selisih jauh dari nmax apalagi klo nabrak harga xmax, kecuali targetnya hanya sekedar jd first mover seperti pabrik K yg meluncurkan kelas 250cc 4 silinder tp tak berdampak pada volume penjualan. Tetapi klo utk jd first mover pabrik H kan udh lebih dulu punya pcx electric jg

      1. Masuk akal ya walau berharap harga motor listrik bisa setidaknya lebih murah dari pada engine bensin. Sebab melihat tingkat kerumitan elemen mesin dan komponen justru motor listrik harusnya bisa jauh lebih murah.

        1. Mungkin saat ini penerapan teknologinya dan ekosistemnya yg bikin mahal om.
          Tapi kalo sudah banyak terserap nanti pasti ada produk yg lebih terjangkau

          1. Masalah utama harga kendaraan listrik, entah itu motor atau mobil listrik ada pada baterainya. Teknologi terbaik secara massal saat ini ada pada 3 jenis baterai; Nickel Cadmium (NiCd), Lithium Polymer (LiPo) dan Lithium Ion. Walau saat ini ada beberapa perkembangan teknology baterai yang baru, masih belum sampai pada tingkatan produksi masal. Semoga secepatnya masuk dalam produksi masal sehingga harga baterai bisa terjun jauh lebih murah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s