Bicara soal dunia otomotif R2, sering kali kiblat market trend asia tenggara selalu saja ke Thailand, dimana memang Thailand inilah pusat trend setter dan inovasi produk produk R2 di kawasan Asia Tenggara. Tak heran jika beberapa Merk terkenal selalu menepatkan pusat RnD mereka di Thailand.
Walaupun sekarang hampir semua principles pemegang Merk R2 menyadari bahwa pasar tergemuk sekaligus terempuk di Asia Tenggara saat ini adalah Indonesia (pasar terbesar ke 3 didunia). Namun susah bagi mereka untuk serta merta merubah kiblat dari Thailand yang memang sangat dinamis.
Seperti yang pernah MG bahas dalam artikel sebelumnya, tepatnya di sini. GB Master Championship hadir sebagai lomba gundam yang paling prestisius. Nampaknya lomba yang dihelat oleh Teknik Mesin UK PETRA ini mendapatkan full support dari Kawasaki sebagai salah satu sponsornya. Tidak main main sebanyak 3 course (3 kategori) yang berbeda di helat secara bersamaan. Bahkan lomba ini memiliki juri-juri berlevel Internasional, dari negara Indonesia, Kanada, Perancis dan Thailand.
Nah yang menarik disini, tidak seperti lomba lomba sebelumnya yang sifatnya diadakan oleh komunitas, atau diadakan oleh principal Official Bandai, menurut MG, lomba GB Master ini cukup unik. Selain faktor penilaian yang cukup luas, mulai dari konsep/ide, custom/craftsmanship, painting, mechanical-design, dan juga photografi/appearence, menurut MG lomba ini dikemas sangat unik karena melibatkan institusi pendidikan resmi sebagai pihak akademisi yang juga menentukan penilaian selain juri-juri yang memiliki background Professional Gunpla Builder dan Champion berlevel Internasional. Nah ini nilai positif yang sangat baik bagi hobby ini karena adanya pengakuan dari pihak akademisi, sehingga hobby Gunpla ini akhirnya boleh mendapatkan pengakuan nilai value edukasi bagi generasi muda, tidak hanya sebagai fun hobby saja.
Setelah Yamaha XSR diterjunkan masuk pasar Indonesia, W175 Kawasaki langsung klepek klepek. Ya tentu saja hal ini sudah dapat diprediksi dengan mudah oleh banyak pengamat roda 2 di Indonesia. Pasalnya sebelum kemunculan XSR, W175 seperti segan hidup mati tak mau. Banyak konsumen yang terlanjur beli juga kecewa berat dengan kualitas W175. Gampangnya begini… diawal emang kelihatan memikat namun kualitasnya murahan dengan harga yang ditawarkan cukup tinggi. Mulai dari knalpot, setang dll yang nampak terlalu standart, dimodif dikit dikit eh dari segi biaya kok malah muahal banget jatuhnya… sebab terlalu banyak yang harus diganti untuk terlihat cantik merangsang mata. Alhasil kalau diganti semua tinggal rangka dan mesin doank lho!!! gak worth it juga itu, pasalnya mesinnya juga terlalu underspec untuk dipadu padankan dengan semua part modifikasi yang akhirnya harus tersemat.
Belum lagi banyak konsumen yang merasa kecewa dengan kualitas part W175 yang kacangan. Mudah karatan dan nampaknya dari bahan yang tidak bagus. Coba baca juga artikel ini : “W175 gak Worth it Banget” banyak konsumen Kawasaki yang menyesal telah beli W175 ini.
Semalam Gue ngobrol cantik sama salah satu temen, orang penting yang bekerja di MD salah satu Principal Pabrikan Motor Jepang. Bisa dibilang salah satu dari 4 Furious Samurai lah. Kenapa Gue bilang ngobrol cantik? karena walau tidak straight to the point, namun jelas temen Gue itu lagi curhat masalah masa depan dan kerjaannya. Semua cerita memang penuh kiasan, namun itu jelas dia lagi menceritakan masalah “rumah tangga” dan “dapur” priuk tempatnya mencari nasi dan bersandar hidup.
Sungguh tartarik rasanya untuk mengulas kompetisi olimpiade matematika yang satu ini, sebab GBMO memberikan level yang jauh berbeda dari beragam kompetisi matematika yang sudah ada. GBMO hadir untuk menyambut dan sekaligus mempersiapkan generasi muda (pelajar) menghadapi tantangan Dunia Baru. Persaingan Global di “New Normal Era“.
Dimana pada era new normal ini dan kedepannya, akan banyak sekali pekerjaan manusia yang hilang, manusia akan tergantikan oleh mesin. Memang akan banyak sekali lapangan kerja baru akan terbuka, tentu saja hanya untuk mereka yang siap dengan perubahan yang sangat cepat, drastis dan revolusioner ini. Kemampuan menghitung (computing) berbagai persamaan matematika akan sangat mudah tergantikan oleh mesin (computer), sebaliknya nalar, logika, intuisi, analisa dan konsep ber-matematika yang humanis akan semakin dibutuhkan oleh manusia dan tidak akan tergantikan mesin. Inilah yang wajib dan harus disadari oleh para pemerhati dunia pendidikan di Indonesia, para pengajar dan juga orang tua. Tentunya kita tidak ingin membekali anak-anak / pelajar generasi muda kita dengan ilmu yang nantinya tidak akan terpakai dan percuma di masa depan. Sebaliknya mempersiapkan mereka secara bijaksana untuk dapat memiliki cara pandang yang global dan visioner, sehingga dapat memahami ke-ilmu-an secara benar, konseptual dan tepat justru akan memberikan mereka bekal berharga bagi masa depannya. Hal inilah sebagai ignition factor yang mendorong lahirnya GBMO.
Klik Poster untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap