W175TR gak worth it Banget

Banyak pembaca yang bertanya pada MG mengapa seri W175 Kawasaki selalu dapet penyegaran varian tiap tahun, apakah emang laris manis dan banyak peminat sehingga dibuat varian varian baru?

Sejujurnya MG menduga hal ini berbanding terbalik dari kebanyakan kondisi yang biasanya dialami pabrikan R2 lainnya. Umumnya pabrikan R2 akan melakukan diversifikasi produk apabila produk tersebut sangat laku dan hendak melakukan perluasan pasar. Adapun perluasan pasar ini bisa dilakukan karena di segment yang sudah difitting ini sudah mature dan sukses dengan baik, sehingga demi keamanan dan mengurangi resiko, maka produk yang sukses tersebut dikembangkan lagi dalam varian yang lain untuk mengisi pasar-pasar yang baru. Dari pada harus gambling dengan menciptakan produk baru lagi untuk mengisi pasar baru yang mungkin lebih beresiko

Marketing View : J125 vs New Honda 125 vs Lexi

Baik Honda new matic model 125 dan Kawasaki J125  rupanya sama sama mengincar peluang market Lexi yang sebenarnya besar namun tidak sukses di-delivery dengan baik oleh Yamaha lewat Lexi 125.

Pertanyaannya kenapa harus market Lexi? Selama ini para pemerhati otomotif melihat bahwa sales power dari produk Lexi tidak sukses. Bahkan beberapa diantaranya beranggapan bahwa demand matic special/luxury model 125 tidaklah bagus seperti kelas 150cc. Terbukti dari penjualan matic Yamaha Lexi 125 yang melempem.

Honda memiliki marketing view yang berbeda…; dengan diangkatnya naik levelnya premium market matic model ke 150-155cc, peluang market 125 akan semakin terbuka untuk digarap secara khusus. Eit jangan lupa disini Honda sudah terlebih dahulu

Melirik J125, Matic rasa baby Ninja

J125 memang pantas untuk dilirik lirik “Nakal” oleh KMI. Pasalnya penjualan Ninja mulai terganggu kompetitor. Nah dari survey dan tanya tanya kepada konsumen lama yang dulunya pernah beli Ninja, ternyata banyak yang udah dijual Ninjanya, terus mereka gak beli New Ninja, belinya motor merk lain. Okey…selidik punya selidik… Brand Switching ke merek apa nih? Atau lebih tepatnya lagi ke produk apa nih???

Terbanyak bekas pemilik Ninja malah lari ke Yamaha. Lucu khan dari Kawasaki ke merk Yamaha, dan lucunya lagi

Peluang Kawasaki Ninja 150cc 4 Stroke Bag.2

Peluang Kawasaki Ninja 150cc 4Stroke baca di bagian 1, https://mygoldmachine.wordpress.com/2017/05/08/peluang-kawasaki-ninja-150cc-4-stroke/

Nah pada bagian 2 ini kita akan fokus pada Pengaruhnya kepada Brand Ninja secara total dan Brand Value Kawasaki. Seperti kita ketahui bersama, Brand Value Ninja di Indonesia secara umum ditopang oleh Ninja 250 seriesnya. Bingung… bagi yang ngerti Ninja memang ini Klan memiliki spectrume cc luas, mulai 250 sampai Moge-mogenya, namun masyarakat umum tahunya Ninja itu ya Ninja250 itu. Jujurlah kalau denger kata ninja, apa yang tergambar di kepala kebanyakan orang pertama tama ya Ninja 250cc itu lagi.

Nah dengan asumsi munculnya Ninja 150cc 4 Stroke yang memiliki penerimaan luas, awareness tinggi, dan segment yang lebih lebar dan lebih bawah, maka dikawatirkan bila kata Ninja disebut…jangan jangan nantinya yang keluar duluan di gambaran kepala kita adalah Ninja150cc bisa berabe donk usaha kerja keras selama ini. PR-nya tetep harus keluar yang 250cc series itu, kalau bisa mogenya.

Low End di End 2009

Ya sudah jadi hal yang umum kalau pasar Low End adalah penyumbang margin omzet terbesar bagi perusahaan. Dalam dunia R2, barang Low End juga memiliki segment size yang cukup besar, sehingga life cycle product di category Low End ini juga pendek. Abis bagian kue yang laris manis ini jadi rebutan banyak produsen R2. Mau tidak mau model baru harus terus bermunculan, lebih cepat dari pada kelas category Standart dan Premium Class.

Kalaupun terpaksa harus cepet keluarin model baru….Produsen juga gak rugi koq…toh mesin produksi mereka sudah memproduksi ratusan ribu unit. Ganti mesin baru atau matras baru juga masih oke, yang penting Cash Flownya muter terus Bro!!! Nah bicara soal Low End Product di R2, Suzuki dan Kawasaki dah ancang-ancang