Apa sih Consumer Insight itu?
Sering kali kita mendengar kata ini dalam dunia marketing, lalu apakah itu?
Consumer Insight adalah link emosi antara produk dengan konsumen, artinya menyelami emosi konsumen. Bagaimana konsumen bereaksi dan beremosi terhadap suatu produk, jasa, service, sales, promosi yang kita tawarkan kepada konsumen.
Tak cukup dengan menyusun segmentasi, target dan positioning, sebuah brand tentu saja membutuhkan pembangunan karakter atau image lewat desain merk dan kemasan. Untuk mendesain sebuah merk dan kemasan tentu saja seorang Desainner Merk (Brand Builder Designer) harus mampu menyelami emosi terdalam konsumen (tapped into consumer emotion) yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan “consumer insight”.
Brand Image suatu Produk sering kali justru dicerminkan dengan begitu baik oleh bentuk kemasanya. Seperti karakter seorang manusia terlihat lebih jelas dari bentuk wajah dan tubuhnya, begitu pula dengan Brand Image akan terlihat jelas juga dari desain merk dan desain kemasannya. Ada link emosi yang begitu kuat antara bentuk kemasan dan brand image di benak konsumen kita.
Contoh yang paling mudah adalah botol Coca-Cola yang tentu saja mendeskripsikan rasa (produknya) dengan sangat jelas di pikiran dan emosi konsumen. Masih tidak yakin? coba lihat Coca-cola kemasan kaleng, tetap ada gambar botol Coca-cola-nya disana bukan? Ini bukti link emosi antara kita sebagai konsumen dan desain kemasan botol spesial tadi cukup kuat pada Brand Coca-Cola. Sehingga sampai desain kalengnyapun tetap diberi gambar botol Coca-Cola sebagai jangkar link emosi tadi.
Nah bagaimana untuk membentuk link emosi yang kuat antara desain kemasan dan konsumen, tentu saja hal ini tidaklah mudah. Pertama-tama seorang desainer harus tahu Consumer Insight dari target market di segmentasi produk yang akan mereka desain. Mereka harus benar-benar merasakan emosi konsumen dan apa yang ingin mereka tonjolkan sebagai citra/image dari merk/brand/produk tersebut kepada para konsumennya. Setiap tarikan garis dan warna akan memberikan citra tersendiri yang tentu saja akan membangkitkan emosi tertentu bagi konsumen yang melihat/meraba/mencium/mendengarnya.
Desainer harus benar-benar tahu lingkungan hidup, gaya hidup, cara berfikir dan cara pandang dari calon konsumen yang menjadi target dari produk yang akan dia desain. Sehingga dalam titik tertentu si desainer akan beremosi seperti layaknya target konsumen yang akan dia bidik tadi. Seakan-akan konsumen sendirilah yang membidani lahirnya sebuah desain merk atau sebuah desain kemasan.
Yang diharapkan tentu saja saat Konsumen melihat/meraba/merasakan/mendengar produk atau merk tersebut terjadilah ikatan “emosi ajaib” yang menghubungkan mereka dengan produk tersebut. Link Emosi yang akan membantu suatu Brand untuk memenangkan persaingan di era kompetisi yang semakin sengit ini.